MAKALAH
EKONOMI UANG DAN BANK
KENAIKAN HARGA BBM MENYEBABKAN INFLASI NAIK
Disusun oleh :
Siti Hajar
10206922
4 EA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JAKARTA, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Inflasi merupakan dilemma yang menghantui perekonomian setiap negara. Perkembangannya yang terus meningkat memberikan hambatan pada pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Banyak kajian membahas inflasi, tidak hanya cakupan nasional, regional maupun internasional. Inflasi cenderung terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dengan struktur perekonomian yang bercorak agraris. Kegagalan atau guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik dan berakhir dengan inflasi pada perekonomian.
Di Indonesia terjadi inflasi disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah kenaikan harga BBM. Pemerintah menaikkan harga BBM untuk memperbaiki anggaran belanjanya. Tanpa penyesuaian harga BBM maka besar defisit akan membengkak puluhan trilyun rupiah, dan cara pembiayaannya menjadi sangat sukar. Lagipula, dilihat dari segi arah pengeluarannya maka APBN akan kurang mampu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Tindakan fiskal menaikkan harga BBM ini sangat terlambat dilakukan oleh pemerintah baru. Karena menunggu empat bulan maka tentangan di masyarakat semakin meningkat. Tetapi, setelah lebih mengerti masalah-masalah intern yang dihadapi pemerintah baru ini maka sekarang kami sadar bahwa sulit sekali mengharapkan kesiapan pemerintah yang lebih dini.
Pemerintah menaikkan harga BBM walau banyak elemen masyarakat menolak. Banyak kalangan masih keberatan dengan kenaikan BBM karena menilai masih banyak alternatif lain. Selalu saja setiap momen kenaikan harga BBM menimbulkan masalah yang pelik.
Tanpa ingin lebih jauh mengulas konflik seputar kenaikan harga BBM, tulisan ini akan lebih menyoroti kenaikan harga BBM dan dampaknya.
BAB II
ISI
Artikel 1
INFLASI MEI MELAMBUNG KARENA KENAIKAN HARGA BBM
BERITA - nasional.infogue.com - JAKARTA, SABTU - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan tingkat inflasi pada periode Mei 2008 mencapai sekitar 1 persen, dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku Sabtu (24/5) pukul 00.00 WIB.
"Inflasi bulan Mei akan lebih tinggi dibanding April 2008 yang mencapai sebesar
0,57 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, usai mengikuti pengumuman pemerintah tentang kenaikan BBM, Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat malam.
Pemerintah memutuskan harga premium menjadi Rp6.000 per liter dari sebelumnya Rp4.500 per liter, harga solar menjadi Rp5.500 per liter dari Rp4.300 per liter, dan harga minyak tanah Rp2.500 per liter dari Rp2.000 per liter.
Menurut Rusman, bobot BBM merupakan salah satu komoditas yang memberikan bobot sumbangan inflasi terbesar setiap bulan, atau mencapai sekitar 1,7 persen. "Karena bulan Mei akan berakhir dalam satu pekan lagi, maka sumbangan kenaikan BBM terhadap inflasi akan mencapai sekitar 0,425 persen," katanya.
Sehingga dengan tambahan inflasi yang juga disumbangkan kenaikan harga kebutuhan pokok pada tiga pekan sebelumnya menjadikan inflasi akan mencapai sekitar 1 persen. Lebih lanjut dijelaskan, dampak kenaikan BBM terhadap masyarakat bersifat langsung karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi.
"Untuk bulan Mei masih sekitar 0,425 persen, namun untuk bulan Juni sumbangan BBM terhadap inflasi akan sangat besar. Sedangkan bulan Juli dampaknya semakin mengecil dan Agustus akan mencapai keseimbangan baru," katanya. Ia menjelakan, besaran tingkat inflasi akibat kenaikan BBM secara historis juga pernah dialami ketika pemerintah menaikkan harga pada tahun 2005.
SUMBER :
http://:nasional.infogue.com/inflasi_mei_melambung_karena_kenaikan_harga_bbm.html
Artikel 2
BBM Naik, Tambahan Inflasi Maksimal 1,8 Persen
Selasa, 8 Maret 2005
Jakarta,- Pemerintah memastikan tambahan inflasi menyusul kenaikan harga BBM maksimal sebesar 1,8 persen. Angka sebesar itu diperoleh setelah Departemen Perdagangan melakukan sejumlah pengkajian dan penelitian pasar.
''BPS memang punya data (inflasi) sendiri. Kalau kita lebih banyak langsung bertanya pada pemain, distributor, pedagang, dan sejenisnya. Dengan hitungan seperti itu, perkiraan inflasi akan meningkat paling tidak 1 hingga 1,8 persen,'' ungkap Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, kemarin.
Mari mengatakan, tambahan inflasi tersebut berdasar kenyataan bahwa tingkat kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 1 hingga 5 persen. Selain itu, diketahui rata-rata kenaikan biaya transportasi antara 10 hingga 20 persen.
''Itu hitung-hitungan yang sudah dilakukan. Dampak langsung kenaikan BBM tampak pada transportasi,'' paparnya.
Ditanya bagaimana halnya apabila tambahan inflasi lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah, Mari menyatakan sudah siap dengan langkah antisipasi. ''Kita akan melakukan semua langkah untuk mencegah. Istilahnya ini kan penyesuaian harga,'' tegasnya.
Mari menjelaskan, masyarakat hendaknya tidak usah terlalu khawatir. Sebab, penyesuaian harga akibat kenaikan harga BBM itu biasanya hanya terjadi sekali saja. ''Jadi, biasalah ada semacam shock kenaikan harga BBM,'' ujar dia.
Kenaikan harga di pasaran, lanjut dia, nantinya akan menyesuaikan dengan equilibrium harga yang baru. ''Bila equilibrium sudah terjadi. Tak ada lagi pengaruh kenaikan harga.
Istilah shock itu menurut saya sih berlebihan. Sebetulnya, penyesuaiannya hanya satu kali dan biasanya memang terjadi dalam dua bulan,'' katanya memastikan.Pada bagian lain, Mari menyatakan, penyesuaian dan kenaikan harga BBM saat ini memang sangat wajar terjadi. Pasalnya, sebelum kenaikan BBM sekarang ini, pemerintah belum menaikkan harga BBM sejak 2002. Padahal, kenaikan BBM dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali. (sor)< Pemerintah memastikan tambahan inflasi menyusul kenaikan harga BBM maksimal sebesar 1,8 persen. Angka sebesar itu diperoleh setelah Departemen Perdagangan melakukan sejumlah pengkajian dan penelitian pasar.
''BPS memang punya data (inflasi) sendiri. Kalau kita lebih banyak langsung bertanya pada pemain, distributor, pedagang, dan sejenisnya. Dengan hitungan seperti itu, perkiraan inflasi akan meningkat paling tidak 1 hingga 1,8 persen,'' ungkap Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, kemarin.
Mari mengatakan, tambahan inflasi tersebut berdasar kenyataan bahwa tingkat kenaikan harga makanan dan minuman sekitar 1 hingga 5 persen. Selain itu, diketahui rata-rata kenaikan biaya transportasi antara 10 hingga 20 persen.
''Itu hitung-hitungan yang sudah dilakukan. Dampak langsung kenaikan BBM tampak pada transportasi,'' paparnya.
Ditanya bagaimana halnya apabila tambahan inflasi lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah, Mari menyatakan sudah siap dengan langkah antisipasi. ''Kita akan melakukan semua langkah untuk mencegah. Istilahnya ini kan penyesuaian harga,'' tegasnya.
Mari menjelaskan, masyarakat hendaknya tidak usah terlalu khawatir. Sebab, penyesuaian harga akibat kenaikan harga BBM itu biasanya hanya terjadi sekali saja. ''Jadi, biasalah ada semacam shock kenaikan harga BBM,'' ujar dia.
Kenaikan harga di pasaran, lanjut dia, nantinya akan menyesuaikan dengan equilibrium harga yang baru. ''Bila equilibrium sudah terjadi. Tak ada lagi pengaruh kenaikan harga.
Istilah shock itu menurut saya sih berlebihan. Sebetulnya, penyesuaiannya hanya satu kali dan biasanya memang terjadi dalam dua bulan,'' katanya memastikan.Pada bagian lain, Mari menyatakan, penyesuaian dan kenaikan harga BBM saat ini memang sangat wajar terjadi. Pasalnya, sebelum kenaikan BBM sekarang ini, pemerintah belum menaikkan harga BBM sejak 2002. Padahal, kenaikan BBM dunia sudah terjadi sebanyak tiga kali. (sor)
Sumber : http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Ekonomi&id=8255
Artikel 3
BPS: Kenaikan Harga Premium 33 Persen Sumbang Inflasi 0,75 Persen
Jumat, 2 Mei 2008 18:13 WIB | Ekonomi & Bisnis | | Dibaca 478 kali
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium 20 persen akan memberikan tambahan inflasi 0,68 persen yang terutama didorong oleh dampak lanjutan kenaikan atau "multiplier effects", sehingga kenaikan harga 33 persen diperkirakan akan menambah inflasi lebih dari 0,75 persen.
"Kalau naik 10 persen, tambahan inflasinya 0,34 persen, kalau 15 persen bertambah 0,51 persen dan kalau naik 20 persen inflasi bertambah 0,68 persen. Ini simulasi yang kita lakukan berdasarkan pengalaman kenaikan harga BBM lalu," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan di Jakarta, Jumat.
Dijelaskannya, dampak kenaikan harga BBM jenis premium akan langsung dirasakan oleh kendaraan yang berbahan bakar premium, dan dampak tidak langsung akan terasa pada komoditas barang dan jasa yang terkait dengan premium, seperti logistik.
Namun demikian, BPS tidak mengungkapkan dampak
kenaikan harga BBM bersubsidi lainnya karena premium dianggap BBM yang paling memiliki "multiplier effect" terbesar.
Dia menambahkan, "shock" inflasi akibat kenaikan harga BBM biasanya hanya terlihat pada bulan terkait, sedangkan pada bulan sesudahnya inflasi kembali "hanya" terpengaruh pada faktor musiman.
"Jadi kalau naiknya pada 1 Juni, ya berarti inflasi Juni yang membesar, sedangkan inflasi Juli-nya kembali akan dipengaruhi kondisi normal," katanya.
Sebelumnya, Depkeu telah membuat kajian atas beberapa opsi untuk menyelamatkan APBN P 2008 yang memiliki tingkat kepercayaan menurun dari pasar, dimana salah satunya adalah kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 28,7 persen pada Juni 2008.
Dengan demikian, maka harga BBM jenis premium akan naik dari Rp4.500 menjadi Rp6.000 per liter, solar naik dari Rp4.300 menjadi Rp5.500 per liter, dan minyak tanah naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.300 per liter.(*)
Sumber : http://www.antara.co.id/view/?i=1209726832&c=EKB&s=
BAB III
KESIMPULAN
Dari artikel yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan ataupun harga BBM merupakan salah satu penyebab dan mempunyai pengaruh besar terhadap naiknya tingkat inflasi pada bulan berjalan maupun untuk bulan-bulan berikutnya dan pada akhirnya terakumulasi membentuk tingkat inflasi tahunan. Kenaikan BBM merupakan salah satu komoditas yang memberikan bobot sumbangan inflasi terbesar setiap bulan. Sehingga dengan tambahan inflasi yang juga disumbangkan memberikan dampak terhadap masyarakat bersifat langsung karena hampir sebagian besar kegiatan masyarakat terkait dengan energi. Dampak yang langsung dirasakan akibat kenaikan BBM adalah pada naiknya ongkos naik kendaraan umum. Pemerintah diharapkan bukan hanya mengurangi beban hidup masyarakat tetapi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang semakin menurun.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://:nasional.infogue.com/inflasi_mei_melambung_karena_kenaikan_harga_bbm.html
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Ekonomi&id=82550
http://www.antara.co.id/view/?i=1209726832&c=EKB&s=
Senin, 18 Januari 2010
MAKALAH EKONOMI UANG DAN BANK
Posted by SITI HAJAR at 20.01 0 comments
ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN HANDPHONE NOKIA
Disusun oleh :
1.Ricca Octavia ( 10206812 )
2.Siti Hajar ( 10206922 )
TUGAS KELOMPOK RISET PEMASARAN......
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suatu perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu bertahan untuk menjual produk dimana terdapat banyak pesaing yang menjual produk sejenis. Banyak pesaing yang muncul membuat perusahaan-perusahaan penggagas produk ( market leader ) berpikir agar produknya tetap mampu diminati konsumen. Salah satu cara yang diambil perusahaaan agar loyalitas konsumen terhadap produknya tetap terjaga adalah dengan menciptakan / membuat image produk perusahaan itu baik dimata konsumen. Image produk yang baik akan lebih memudahkan perusahaan untuk memenangkan pasar dengan menggunakan salah satu atribut produk yang kuat seperti merek.
Freddy Rangkuti ( 2004 : ix ) mengatakan bahwa kesalahan utama yang tidak disadari oleh pemasar yaitu keyakinan bahwa satu-satunya jalan untuk berhasil adalah merebut pangsa pasar dan dominan di pasar tersebut dengan cara melakukan pengembangna secara terus-menerus untuk menciptakan new brand ( merek baru ) berikut variannya. Menurutnya merek baru berikut varian-variannya tersebut hanya untuk mengejar peningkatan penjualan dengan harapan nantinya dapat merebut pangsa pasar, padahal kita mengetahui bahwa produk yang memiliki consumer value yang sama halnya akan menjadi produk komoditi dan biasanya konsumen akan membeli produk tersebut berdasarkan pertimbangan harga bukan berdasarkan karakteristik yang kuat.
Menurut Dondin Syamsudin ( www.digilib.mmui.edu ) sangatlah tidak mudah bagi produsen dalam membangun mereknya, mulai dari tahap menancapkan brand awareness hingga mencapai commited buyer. Selain itu kunci dari terbentuknya loyalitas konsumen adalah suksesnya perusahaan membuat karakteristik merek yang kuat.
Menurut Siska Wirastuty ( 2006 ) konsumen brand image muncul untuk mengetahui sejauh mana konsumen merasa terikat menyukai dan menghargai merek sehingga pada akhirnya terciptanya loyalitas konsumen.
Suatu merek dapat dikatakan kuat apabila merek tersebut mempunyai brand equity yang tinggi seperti brand preference, brand loyalty, brand association, brand quality,dan brand assets yang didukung oleh brand value yang tinggi. Brand equity yang tinggi tidak begitu saja terbentuk, harus dapat pengembangan dan pengelolaan yang berkesinambungan dan terus-menerus dari perusahaan.
Alasan lain perusahaan perlu mengembangkan merek adalah merek mempunyai nilai lebih jika dibandingkan dengan produk itu sendiri. Kelebihan merek yaitu mengandung nilai-nilai yang bersifat intangible, emosional, keyakinan, harapan, dan persepsi pelanggan.
Menciptakan merek yang kuat sangat menguntungkan perusahaan nantinya. Perusahaan tidak perlu takut dengan kondisi pasar yang ada, misalnya perubahan harga pada produk tersebut, merek itulah yang nantinya akan tetap mengikat konsumen untuk tetap loyal terhadap produk yang dijual. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Amilia Safitri ( 2007 ) yang menyebutkan bahwa merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan yang menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu bagi penerapan strategi pemasaran.
Selain itu Irma Ambasari ( 2006 ) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa membangun merek yang kuat merupakan kunci keberhasilan suatu merek handphone untuk ikut meramaikan pasar. Banyak pula pengguna merek tersebut yang tetap loyal terhadap produk-produk yang ditawarkan.
Oleh karena itu, kami ingin menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen dengan menggunakan Nokia sebagai produknya. Nokia merupakan produsen handphone terbesar di dunia. Produk handphone Nokia memenuhi standar utama digital dan analog di 130 negara di dunia. Nokia mobile phones berkantor pusat di Finlandia, memiliki delapan pabrik ponsel di tujuh Negara di dunia.
Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar. Bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang meyumbang sebesar tiga persen terhadap total nilai penjualan Nokia Group.
1.2Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk lebih mempermudah pembahasan maka difokuskan perumusan masalah yaitu : “ Bagaimana pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen handphone Nokia? “
Dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen berdasarkan dimensi asosiasi merek yang dilihat dari sisi atribut produk, harga, dan manfaat.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image pada handphone Nokia terhadap loyalitas konsumen.
1.4Manfaat Penelitian
1.Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini akan memperoleh dan meperluas wawasan serta pengetahuan dalam manajemen pemasaran mengenai pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen.
2.Bagi perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan bagi perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya, terutama yang berhubungan dengan pengembangan brand image.
3.Bagi pembaca
Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen dan dapat digunakan sebagai referensi untuk kepentingan penelitian yang sama.
1.5Metode Penelitian
1.5.1Hipotesis
Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Variabel brand image berpengaruh terhadap variabel loyalitas konsumen.
1.5.2Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yaang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)Brand image ( variabel bebas / X ) adalah skor / penilaian yang diperoleh dari hasil penelitian dan tanggapan responden melalui kuesioner tentang image konsumen terhadap handphone Nokia dilihat dari dimensi brand association, dimana indikator dari brand association adalah kualitas, fitur, manfaat, dan harga.
2)Loyalitas konsumen ( variabel terikat / Y ) adalah skor / penilaian yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner tentang loyalitas konsumen terhadap handphone Nokia dilihat dari indikator-indikator yang ditentukan yaitu komitmen dan konsisten.
1.5.3Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang berada di Kampus E Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Cimanggis, Jurusan Manajemen tingkat 4 ( empat ). Sampel yang digunakan adalah 50 responden yang terdiri dari 25 responden laki-laki dan 25 responden perempuan.
1.5.4Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yaitu data primer, yaitu :
1)Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan pertanyaan langsung kepada para responden dan pihak yang berkompeten dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan metode angket (kuesioner )yang berisi berbagai pertanyaan tentang variabel penelitian.. Data dikumpulkan dengan cara membagikan angket kepada para calon responden khususnya pengguna handphone Nokia.
2)Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dalam mengumpulkan informasi penelitian. Observasi dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen, arsip-arsip, baik yang berupa laporan maupun catatan yang tersedia pada perusahaan.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert 5 point. Metode skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap positif terhadap suatu objek dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan / statement dimana pertanyaan tersebut dalam kuesioner yang dapat dihitung melalui skala jawaban dengan bobot dan kategori.
1.5.5Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan yaitu dengan metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Metode kualitatif adalah metode untuk mengetahui hubungan antara brand image terhadap loyalitas konsumen dengan cara menyebarkan kuesioner. Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data yang berhubungan dengan angka-angka dan dapat dihitung dengan pasti untuk menganalisis hubungan brand image terhadap loyalitas konsumen handphone Nokia.
1.5.6Alat Analisis Yang digunakan
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1)Uji validitas, suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur dalam suatu penelitian. Alat pengukur yang absah akan mempunyai validitas yang tinggi. Untuk menguji validitas alat ukur atau instrumen penelitian terlebih dahulu di cari nilai (harga) korelasi dengan mennggunakan rumus korelasi Product Moments Pearson.
2)Uji reliabilitas, mengarah pada konsisten atau keteraturan suatu alat ukur. Tingkat reliabilitas memperhatikan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama pula. Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.
Posted by SITI HAJAR at 19.58 0 comments
DUNIA TIDAK SIAP DENGAN PERDAGANGAN BEBAS
Reaksi terhadap pertemuan APEC di Filipina beragam. Beberapa negara anggauta, tentu saja termasuk tuan rumah Filipina, menganggap pertemuan tersebut sukses. Lebih dari itu, hasil substantif juga mereka anggap sangat positif. Reaksi yang sangat berbeda datang dari negara anggauta lain, termasuk AS.Semua mendapat payung kata "fleksible" yang dalam kenyataan artinya tidak mengikat. Jadi, dalam soal inipun secara substantif pertemuan APEC di Filipina tidak memberi hasil yang terlalu banyak.
Dibandingkan dengan beberapa pertemuan sebelumnya, pertemuan kali ini memang sekedar melanjutkan rencana yang disepakati sebelumnya, dari Seattle, Bogor, dan Osaka. Bedanya, kali ini tiap negara harus mengajukan Individual Action Plan (IAP), dan ternyata sebagian besar, termasuk Indonesia, mengusulkan hal hal yang tidak baru.
Apakah memang negara anggauta mulai skeptis dengan APEC? Ataukah mereka makin kurang percaya dengan prinsip perdagangan bebas?
Kawasan Pasifik, dan dunia pada umumnya, memang ternyata belum siap dengan sistem perdagangan bebas dalam arti yang sebenarnya.
Dalam praktek perdagangan bebas, AS sebenarnya juga tergolong macan kertas. Dari posisinya yang keras menuntut liberalisasi sektor pertanian, yang sangat ditentang oleh Eropa, mereka akhirnya tunduk juga pada EU. Perubahan posisi ini yang kemudian membuat Putaran Uruguay berhasil diselesaikan tahun 1994. Tapi, prinsip perdagangan bebas jelas dikorbankan, apapun alasannya. Sebenarnya, tekanan dalam negeri AS berada di belakang pelunakan sikap tersebut. Suatu pasal dalam undang undang pertanian AS yang dikeluarkan baru baru ini dengan tegas menyebutkan bahwa "tidak semua sektor pertanian siap untuk masuk ke pasar bebas".
Jadi, harus diakui dunia memang belum siap dengan sistem perdagangan bebas. Sistem itu tetap menjadi favorit, didengungkan ber-kali kali di setiap pertemuan, namun kalau sudah sampai tahap praktek (action), mereka cenderung berjalan di tempat. Mungkin faktor ini yang menyebabkan IAP di pertemuan APEC baru baru ini tidak mengandung hal hal yang baru.
sumber : http://www.pacific.net.id/pakar/iwan/spapec1.htm
Posted by SITI HAJAR at 19.26 0 comments
Pengamat: China Akan Dominasi Perdagangan Bebas
Padang (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Andalas Padang, Prof. Dr. Elfindri menilai, China akan lebih dominan dari negara-negara ASEAN, ketika perdagangan bebas ASEAN-Cina diberlakukan 1 Januari 2010. "Perdagangan bebas ASEAN-Cina akan berdampak kepada tidak seimbangnya neraca perdagangan antara Cina dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia," kata Elfindri di Padang, Selasa.
China menerapkan tarif pajak hingga nol persen. Hal ini akan menekan harga ekspor. Dengan produksi massal, biaya produksi produk-produk China rendah karena biaya per unit lebih rendah," kata dia.
Produk-produk yang murah tersebut, membanjiri pasar-pasar nasional dengan harga murah.
Indonesia lalu dipaksa menampilkan produk-produk yang memiliki keunggulan komperatif tertentu, seperti batik dan melakukan subsitusi impor dengan berupaya mengatasi masalah-masalah impor.
Menurutnya, Indonesia perlu melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional. Misalnya, garmen Indonesia dibebaskan masuk ke negara lain, sementara industri makanan dibolehkan masuk saja.
"Presiden mesti tegas, kalau masih ada pungutan-pungutan liar dari kepolisian, Presiden harus berani mencopot Kapolri," katanya. (*)
sumber : http://www.antaranews.com/berita/1262678780/pengamat-china-akan-dominasi-perdagangan-bebas
Posted by SITI HAJAR at 19.21 0 comments
tindakan asusila terhadap anak-anak
saat ini banyak sekali kabar yang memberitakan tentang tindakan asusila terhadap anak-anak bahkan sampai dimutilasi,,,, tadi pagi saya menonton berita di televisi dijelaskan bahwa terjadi tindakan asusila yang dilakukan seorang guru terhadap muridnya yang berusia 14tahun dan yang lebih gila lagi melakukan tindakan tersebut di dalam masjid sekolah kata seseorang yang meyebutkan hal tersebut,,,, bagaimana bisa seorang guru yang harusnya mengayomi kita di sekolah, memberikan pendidikan, tega melakukan hal tersebut????????? guru yang kita sebut sebagai PAHLAWAN TANDA JASA itu melakukan perbuatan tidak terpuji terhadap anak muridnya sendiri....
bagaimana ya orang tua menyikapi hal tersebut??? bagaimana perasaan dan keadaan anak tersebut??? hancur sudah masa depannya jika murid tersebut teringat krjadian yang menyebabkan trauma????
gue cuma berharap semoga kejadian seperti ini tidak ada lagi.......
Posted by SITI HAJAR at 18.28 0 comments
Jumat, 01 Januari 2010
tahun 2010
ehm,,, sudah memasuki tahun 2010 saatnya kita sudah memasuki perdagangan bebas... wah, dalam perdagnagn bebas ini banyak sekali persaingan yang akan terjadi bahkan lebih lebih dan lebih kompetitif dari sebelumnya... kita harus meningkatkan kemampuan dalam segala bidang dan dalam segala hal untuk dapat bersaing dan mempertahankan yang sudah dicapai..... jangan sampai kita lalai dalam mengerjakan sesuatu jika tidak kita akan tertinggal dengan yang lain,,,,, mungkin saja semakin banyaknya persaingan ada saja melakukan tindakan curang... bagaimana menindak lanjuti terhadap perbuatan curang itu???
semoga kita dapat bersaing dengan sehat dan terus mempertahankan.....
Posted by SITI HAJAR at 23.07 0 comments
RI Harus Tingkatkan Daya Saing Hadapi Perdagangan Bebas
Yogyakarta (ANTARA News) - Indonesia harus meningkatkan daya saing produksinya untuk menghadapi ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) pada 2010, kata pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Lilies Setiartiti.
Ia mengatakan, tujuan ACFTA selain meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan liberalisasi ekonomi, juga mencari area baru atau pasar baru bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah dan pelaku bisnis diharapkan bisa bermain cerdik dalam perdagangan bebas itu. Misalnya, untuk mengurangi laju barang-barang China yang masuk Indonesia khususnya makanan dan daging, pemerintah bisa menggunakan alibi kondisi sosial religius masyarakat Indonesia sebagai rem.
Mulai awal 2010 melalui ACFTA, Indonesia akan menjejakkan kaki di arena perdagangan bebas di regional lima negara pendiri ASEAN dan China. Lima negara pendiri ASEAN itu adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
sumber : http://antaranews.com/berita/1262314890/ri-harus-tingkatkan-daya-saing-hadapi-perdagangan-bebas
Posted by SITI HAJAR at 22.54 0 comments
15 Produsen Makanan Bayi Langgar Kode Internasional
Jakarta, 13 Agustus 2006 00:52
Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BK.PP-ASI) telah menemukan 15 produsen makanan bayi yang diduga melanggar kode etik pemasaran dan promosi produk yang telah ditetapkan dalam kode etik internasional oleh Dewan Kesehatan Dunia (World Health Assembly/WHA) dan Pemerintah Indonesia.
Pengawasan terhadap sistem pemasaran dan promosi para produsen makanan bayi itu dilakukan sejak 2003. Dan hingga tahun 2006 ini, kami menemukan sebanyak 15 produsen makanan bayi dan 16 produsen botol dan dot bayi telah melanggar Kepmenkes (Keputusan Menteri Kesehatan --Red) Nomor 237 tahun 1997 tentang pemasaran pengganti air susu ibu," ujar Ketua BK.PP-ASI, Dien Sanyoto Besar, di Jakarta, Sabtu (12/8).
Menurut dia, beberapa kode etik internasional dan Kepmenkes tersebut diantaranya berisi tentang larangan iklan dan promosi makanan pengganti ASI kepada publik, larangan pemberian contoh produk dan hadiah kepada ibu menyusui serta petugas kesehatan seperti bidan, dokter, penyuluh kesehatan dan perawat.
"Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, dan sekitar 4,4 juta kelahiran bayi setiap tahun ada di negeri ini. Dengan latar belakang kelahiran itulah, para perusahaan makan bayi lokal maupun multinasional bersaing merebut pangsa pasar yang menjanjikan ini," ujar Dien.
Menurut dia, pelanggaran kode etik promosi oleh para produsen susu formula ataupun makanan bayi di Yogyakarta ditemukan setelah pemerintah banyak mencatat kasus diare pada bayi dan anak-anak di daerah terkena gempa itu. "Pemberian susu formula dan makanan bayi yang tidak tepat, yakni diberikan pada bayi dibawah usia enam bulan dapat menyebabkan diare, bahkan kematian," ujar dia.
sumber : http://www.gatra.com/2006-08-13/artikel.php?id=97037
Posted by SITI HAJAR at 22.35 0 comments
Fasilitas Kampus Perlu Lebih Diperhatikan
Fasilitas Kampus Perlu Lebih Diperhatikan
Sudah Mendukung
Fasilitas di kampus gw secara umum bagus, karena fasilitasnya sudah dapat menunjang belajar mahasiswa dengan baik. Kegiatan mahasiswa dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat fasilitas yang mendukung kegiatan perkuliahan mahasiswa di kampus.
Namun, ada beberapa fasilitas yang belum mendukung kegiatan perkuliahan mahasiswa di kampus, sperti AC. Fasilitas AC hanya sebagian ruang kelas yang dipasang AC, oleh sebab itu dalam belajar sering kali mahasiswa mengeluh karena gerah dan kepanasan.
Kebanyakan mahasiswa termasuk gw sangat menyukai fasilitas Internet Lounge di kampus. Karena, dengan fasilitas ini mahasiswa bisa internetan gratis dengan waktu 20 menit, walaupun terdapat hotspot di kampus.
Sebaiknya, mahasiswa menggunakan fasilitas kampus dengan baik dan merawatnya agar mendapatkan kenyamanan dalam belajar serta memperoleh manfaat.
By : Siti Hajar
Mahasiswi Manajemen
Universitas Gunadarma
Sumber : Jurnal Depok, Ecola, Senin, 30 November 2009
Posted by SITI HAJAR at 22.16 0 comments
Kode Etik Bisnis dan Marketing dalam Islam
review.....
Perbincangan soal etika bisnis semakin mengemuka mengingat arus globalisasi semakin deras terasa. Globalisasi memberikan tatanan ekonomi baru. Para pelaku bisnis dituntut melakukan bisnis secara jujur. Segala bentuk perilaku bisnis yang tidak wajar seperti monopoli, nepotisme dan kolusi tidak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Bisnis yang dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip agama dan nilai-nilai etika seperti manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi.
Manajemen yang tidak memperhatikan dan tidak menerapkan nilai-nilai agama (nilai-nilai moral), hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu survive dalam jangka panjang. Etika bisnis ialah pengetahuan tentang tata cara ideal mengenai pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal.
Syariah Islam, misalnya, memberikan aturan umum dan standar etika yang berhubungan dengan konsep bisnis, seperti dalam hal kepemilikan, keadilan, harga, persaingan, dan hubungan antara pemilik dengan karyawan. Secara normatif, nilai-nilai dasaryang memberikan pedoman dalam perilaku bisnis.
sumber : http://one.indoskripsi.com/skripsi-tugas-kuliah-makalah/tafsir-hadist-ekonomi-dan-bisnis/kode-etik-bisnis-dan-marketing-dalam-islam
Posted by SITI HAJAR at 21.57 0 comments